Wednesday, 11 June 2014

MANUSIA DAN TANGGUNG JAWAB (RESUME NOVEL)


Sampul Pangeran Kecil terbitan Gramedia
Judul Asli : Le Petit Prince

Le Petit Prince (Pangeran Kecil) adalah novel karya Antoine de Saint-Exupéry yang diterbitkan pada tahun 1943. Novel berbahasa Perancis ini telah diterjemahkan ke dalam lebih dari 180 bahasa dan terjual lebih dari 80 juta eksemplar. Edisi bahasa Indonesiaditerbitkan pertama kali oleh Pustaka Jaya (1979), dan kemudian diterbitkan dalam dua versi berbeda oleh Gramedia (2003 dan 2010).
Walaupun ditujukan sebagai bacaan anak-anak, Pangeran Kecil sering melontarkan makna yang dalam dan idealis tentang kehidupan dan sifat-sifat manusia. Dalam novel ini, Saint-Exupéry menceritakan tentang pertemua tokoh utamanya dengan mahluk asing, sang Pangeran Kecil (yang berbentuk manusia) di tengah-tengah Gurun Sahara. Dalam percakapan mereka, sang penulis mengemukakan pandangannya tentang kesalahpahaman yang sering dilakukan oleh manusia dan kebenaran sederhana yang sering dilupakan oleh mereka seiring mereka bertambah dewasa. Sari pati buku ini sering dinyatakan terangkum dalam kutipan terkenal yang dinyatakan oleh rubah kepada Pangeran Kecil: "On ne voit bien qu'avec le cœur, l'essentiel est invisible pour les yeux."
Seseorang hanya dapat melihat dengan sebaik-baiknya melalui hatinya, karena yang terpenting (dalam kehidupan) tidak terlihat oleh mata.
Kutipan lain yang juga terkenal adalah saat sang rubah mengungkapkan tentang penaklukan. "Manusia kadang sering lupa, bahwa mereka bertanggung jawab, selamanya, atas apa yang telah mereka jinakkan".

SINOPSIS
Buku dimulai dengan cerita ketika sang narator masih kecil. Dia suka menggambar ular boa yang memakan seekor gajah, baik dari dalam maupun dari luar. Tapi, ketika dia menunjukkan gambar itu ke orang dewasa, mereka menyuruhnya untuk berhenti menggambar dan mulai belajar hal-hal lain, seperti geometri, aritmetika, geografi dan lain-lain. Akhirnya sang narator kecil berhenti menggambar dan tumbuh besar menjadi seorang pilot.
Pada bab berikutnya, sang narator terdampar di gurun Sahara ketika pesawatnya jatuh. Dia mencoba memperbaiki pesawatnya karena dia hanya punya cukup air minum untuk satu minggu. Di gurun inilah dia bertemu dengan Sang Pangeran kecil yang memintanya untuk menggambar seekor domba. Sang narator mengaku bahwa dia tidak bisa menggambar domba, dan akhirnya menunjukkan kedua gambar ular boa kepadanya. Anehnya, sang pangeran bisa melihat boa dengan sangat jelas. Akhirnya, setelah beberapa gambar awalnya ditolak oleh sang pangeran, sang narator menggambar sebuah kotak dan berkata bahwa didalamnya ada seekor domba/ Sang pangeran bisa melihat domba di dalam kotak itu dan menerimanya.
Sang pangeran lalu bercerita tentang planet tempat ia tinggal, sebuah Asteroid kecil seukuran rumah dan mempunyai tiga gunung berapi (yang satu mati dan yang lainnya aktif), setangkai mawar dan lain-lainnya bernama B-612. Asteroid itu pertama kali dilihat oleh seorang ilmuwan Turki yang berpenampilan aneh, jadi tidak ada yang mempercayainya pertama-tama. Setelah seorang diktator menyuruhnya untuk berpakaian ala Eropa, barulah orang-orang percaya padanya.
Sang pangeran menghabiskan hari-harinya di "planet" itu dengan mencabuti baobab-baobab yang tumbuh agar tidak mengganggu planetnya , membersihkan semua gunung berapi—termasuk yang sudah tidak aktif, dan merawat mawarnya. Dia belajar kesabaran untuk membuat "planet"-nya tetap ada. Dia akhirnya jatuh cinta kepada mawar yang berada di planetnya yang sepertinya tidak mencintainya kembali karena sifatnya yang sombong. Sang pangeran akhirnya memutuskan untuk berkelana melihat alam semesta dan mengunjungi 6 asteroid, dari nomor 325 sampai 330.
Pada asteroid pertama, sang Pangeran bertemu dengan seorang Raja yang mberkata bahwa ia "menguasai" semua bintang dan bisa menyuruhnya melakukan apa saja. Dia menjelaskan kepada pangeran kecil bahwa rakyat hanya mematuhi perintah yang masuk akal dari pemerintah atau penguasa mereka. Pertama-tama, dia memaksa sang pangeran untuk tinggal sebagai Menteri Kehakimannya, tapi akhirnya dia mengijinkannya pergi sebagai Dutanya.
Pada asteroid kedua, sang pangeran bertemu dengan seorang yang sombong. Dia hanya mau mendengar pujian dan berpikir bahwa dia adalah orang yang terhebat di planetnya (yang secara teknis memang betul). Dia mengira bahwa sang pangeran adalah seorang penggemar.
Pada asteroid ketiga, sang pangeran bertemu dengan seorang pemabuk yang minum-minum untuk melupakan fakta bahwa dia malu mabuk-mabukan.
Pada asteroid keempat, sang Pangeran bertemu dengan seorang pengusaha yang sibuk menghitung bintang-bintang yang ia pikir dipunyainya (ada 501.622.731). Dia mengharapkan untuk mendapat untung dari mereka untuk mendapat lebih banyak uang untuk membeli lebih banyak bintang. Sang pangeran lalu memberi definisi tentang properti. Sang pangeran mempunyai bunga dan gunung-gunung berapi di planetnya karena ia merawat mereka dan mereka merawatnya, dan karena seseorang tidak bisa merawat bintang dan mereka tidak bisa merawat kita, maka tidak ada seorang pun yang bisa memilikinya. Pada bagian-bagian berikutnya, sang pangeran mengingat sang pengusaha dengan jijik.
Pada asteroid kelima, sang Pangeran bertemu dengan seseorang penyala lampu yang harus menyalakan lampu setiap sore menjelang malam dan mematikannya tiap pagi. Dulu, ketika planetnya masih berotasi dengan normal, dia bisa tidur dan beristirahat dengan cukup. Tapi, sekarang planetnya berotasi setiap satu menit dan dia tidak bisa mendapat tidur. Tapi, sang penyala lampu tetap patuh kepada perintahnya dan tetap menyalakan dan mematikan lampu, walaupun ia tidak pernah tidur. Sang Pangeran menghormatinya lebih daripada orang-orang lain yang ia temui karena ia memikirkan sesuatu yang lain dari dirinya sendiri. Tapi, karena planetnya terlalu kecil untuk dua orang, sang Pangeran pun pergi.
Pada asteroid keenam, sang Pangeran bertemu dengan seorang pembuat peta (geographer) yang tidak pernah pergi dari mejanya dan bergantung kepada pengelana-pengelana untuk membuat petanya. Dia lalu meminta sang pangeran kecil untuk bercerita tentang planetnya, tapi dia menolak untuk memasukkan mawarnya ke dalam petanya karena ia bersifat 'semu' (ephemeral). Sang pangeran sangat terkejut untuk mengetahui bahwa bunganya suatu saat akan hilang. Sang pembuat peta akhirnya mengusulkan kepadanya untuk pergi ke Bumi


No comments:

Post a Comment

IT PROFESI FORENSIC

1.       Definisi IT Forensic/DIGITAL FORENSIC ·         IT Forensik adalah cabang dari ilmu komputer tetapi menjurus ke bagian forensi...