Friday, 28 March 2014

Pertanyaan untuk paper pertama (analisis pribadi + referensi)

1.   JELASKAN "CYBERSPACE" SEBAGAI SEBUAH RUANG BUDAYA BAGI MANUSIA

Kita dapat merasakan terjadinya percepatan proses aktivitas kehidupan dalam era globalisasi ini. Dunia pun seakan-akan melipat dirinya. Manusia tidak perlu lagi menghabiskan banyak waktu untuk bepergian dari satu tempat ke tempat lainnya. Tidak perlu lagi menunggu untuk mendapatkan informasi tentang keadaan suatu daerah di wilayah yang jauh dari tempatnya berada. Manusia tidak perlu lagi membaca banyak buku untuk menemukan suatu informasi yang dia butuhkan. Hal tersebut terjadi sejak perkembangan teknologi yang kian pesat, terutama sejak dimunculkannya internet secara global.
Apakah masyarakat Indonesia sudah siap menerima serangan elektronisasi yang dibawa oleh globalisasi melalui fasilitas internetnya? Jawabannya tergantung kepada para pelajar. Pelajar di sini berarti semua orang yang memiliki niat untuk belajar, tidak terpatok dalam batasan umur dan gelar ataupun jabatan, maka anak SD hingga orang-orang tua semuanya berperan dalam mempersiapkan Indonesia yang elektronis.
Perhatian terhadap perkembangan internet dan perannya dalam kehidupan manusia tak dapat lepas dari perkembangan Information Commnication Techlology (ICT) atau lebih dikenal di Indonesia dengan teknologi informasi dan komunikasi, sebab peran ICT terhadap berbagai bidang kehidupan sangatlah besar. Teknologi informasi dan komunikasi mampu mengubah cara orang berkomunikasi, cara orang bekerja, cara orang belajar atau dengan kata lain mengubah cara hidup. Penerapan ICT dalam kehidupan merupakan pintu gerbang dalam pembentukan kebudayaan baru, yaitu kebudayaan cyber.
Kebudayaan Cyber adalah kebudayaan yang terbentuk karena semakin membudayanya pelaksanaan hampir segala jenis aktivitas manusia di dunia cyber. Hal ini disebabkan karena telah terjadinya elektronisasi di hampir segala jenis aktivitas kehidupan manusia. Hal ini berarti semua manusia harus memiliki kemampuan untuk berinteraksi dengan alat-alat elektronis yang berteknologi tinggi sebab jika tidak maka manusia itu akan terpinggirkan dan menjadi manusia yang tidak berguna.
Penerapan ICT memiliki tantangan tersendiri. Masalah muncul ketika aktivitas yang berbasis ICT berinteraksi dengan orang-orang yang masih gagap teknologi. Proses komunikasi berbasis teknologi informasi akan terlihat tersendat, macet bahkan tak berfungsi ketika berhadapan dengan manusia-manusia yang belum terlalu akrab dengan komputer, jaringan dan internet.
Tantangan penerapan ICT dapat dikelompokkan ke dalam tiga kelompok, yaitu sarana dan prasarana, masyarakat dan individu. Tantangan yang ada dalam sarana prasarana antara lain adalah software yang digunakan untuk fasilitas pendukung ICT sebagian besar masih belum berbahasa Indonesia.

Kemungkinan terjadinya kebocoran informasi rahasia negara semakin besar, belum terlalu memasyarakatnya internet maupun alat-alat pendukung teknologi informasi terutama di daerah-daerah terpencil.
Tantangan penerapan ICT yang muncul dari sudut pandang kemasyarakatan adalah kurangnya SDM yang mampu untuk menjadi teknisi alat-alat yang mendukung penerapan ICT, kurangnya jumlah SDM yang memiliki keterampilan dan kemampuan untuk memanfaatkan informasi yang disediakan oleh teknologi informasi, masih tersendatnya komunikasi antarahli ICT untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi sehari-hari, masih hidup dan dipertahankannya budaya-budaya negatif. Kebiasaan yang tidak baik dan mentalitas rendah dalam masyarakat Indonesia, misalnya korupsi, kolusi, kurangnya kedisiplinan terhadap peraturan, malas, pembajakan karya cipta (termasuk mencontek jawaban soal pada ujian), egois dan kapitalis yang mematikan fungsi sosial manusia karena selalu berorientasi kepada keuntungan material dan cenderung individualis yang sekuler, sosialis yang meniadakan sisi pribadi manusia dan menjadikan manusia hanya berfungsi sebagai makhluk komunal, kurang mengenal diri sendiri, kurang bertanggung jawab.
Pribadi yang berinteraksi dengan ICT pun memunculkan beberapa tantangan yang patut diperhitungkan, yaitu moral dan spiritualitas yang rendah pada sebagian besar rakyat Indonesia, masih adanya orang-orang yang phobia terhadap pertumbuhan dan penerapan teknologi informasi dan komunikasi yang diakibatkan oleh masih adanya mentalitas rendah, misalnya mempersulit yang mudah untuk keuntungannya sendiri.
Penerapan ICT di Indonesia terkait dengan e-lndonesia Initiative. E-lndonesia Initiative adalah suatu gerakan yang berkaitan dengan pembangunan teknologi dan komunikasi di Indonesia, baik usulan kebijakan, tesbed, pengendalian, pemantauan maupun kegiatan-kegiatan yang terkait lainnya, baik di pemerintahan, korporasi, sekolah maupun lembaga swadaya masyarakat. Tujuan kegiatan ini adalah tercapainya pembangunan teknologi informasi dan komunikasi yang selaras dengan pembangunan negara Republik Indonesia. Pembangunan e-commerce, e-education, e-government dll. perlu diteruskan dengan melihat pengalaman selama ini dan juga strategi pembangunan maupun penerapan yang lebih sesuai.
Konsep penerapan teknologi informasi dan komunikasi akan percuma jika tantangan yang ada dalam masyarakat dan pribadi bangsa Indonesia tidak kita tanggulangi. Hal itu pun akan makin parah jika peluang yang ada tidak kita manfaatkan. Penyambutan elektronisasi dalam segala bidang harus kita persiapkan dengan pembentukan budaya baru dalam diri bangsa Indonesia. Pembentukan budaya ini tidak berarti mengganti seluruh budaya yang ada, namun lebih cenderung kepada penggabungan budaya-budaya baik yang ada pada dua kebudayaan (kebudayaan internal dan kebudayaan eksternal) dengan tujuan terciptanya satu budaya unggul yang memanusiakan manusia dan menunjukkan manusia yang menjadi dirinya sendiri namun tetap sesuai fitrahnya.

Kebiasaan dan mentalitas yang harus ditanam, dipupuk dan dipelihara oleh masyarakat Indonesia untuk menuju kebudayaan cyber adalah kebiasan untuk disiplin. Bentuk disiplin itu antara lain berusaha untuk menepati janji, tepat waktu, taat pada peraturan yang berlaku atas dasar kesadaran pribadi bukan atas dasar rasa takut. Menjadi pribadi yang visioner (memiliki tujuan hidup yang jelas dan motivasi yang benar), berkarater (memiliki harga diri dan kehormatan jiwa dalam bentuk jujur, terpercaya, bertanggung jawab, setia dan loyal), selalu berusaha untuk tidak menjadi beban orang lain, juga merupakan mentalitas yang harus ada. Hal lain yang patut dilahirkan adalah memiliki prisip kerja keras, tuntas, kualitas, cerdas dan ikhlas. Kebiasaan mengeluh, bertindak sia-sia, malas, mengandalkan orang lain dan plagiasi (peniruan) murni adalah budaya yang harus dihilangkan dan dimatikan. Catatan penting dalam persiapan menuju kebudayaan cyber adalah perhatian terhadap sisi spiritualitas manusia, sebab sehebat apapun manusia tetap ada batasan yang tak dapat ditembus oleh kemampuannya. Harus ada keseimbangan perkembangan antara iptek dan moral. Spirituaitas disini bukan sebagai pelarian manusia, namun sebagai penopang perkembangan pemikiran manusia.
Sebagai penutup, melakukan perubahan kebudayaan merupakan hal yang sulit, namun bukan hal yang tidak mungkin. Selama kita berusaha untuk merubah, maka hal itu pasti dapat terlaksana. Maka bukan hal yang tidak mungkin jika kelak bangsa Indonesia dapat ikut berperan dalam pembentukan kebudayaan baru, yaitu Kebudayaan Cyber.

2. APA SAJA MASALAH BUDAYA YANG MUNGKIN BISA DITEMUKAN DALAM “CYBERSPACE”

Dunia tanpa ruang bernama cyberspace itu berada dalam sebuah jaringan yang kita kenal sebagai Internet. Sesuatu yang disebut William Gibson dalam novelnya Neuromacer (1984) sebagai “the Information Superhighway” atau “the Matrix”. Di mana setiap orang bisa melakukan apa saja; dari bertukar surat melalui e-mail, bertransaksi jarak jauh yang menembus batas-batas teritorial negara, teleconference, telcommuting, sampai melakukan hubungan seks “virtual” melalui cybersex dalam virtual reality.
Fenomena inilah yang mengawali transformasi kebudayaan pascaruang. Sebuah kebudayaan maya (cyberculture) yang mengusung nilai-nilai alternatif yang sama sekali baru. Dalam era kebudayaan pascaruang ini, kita akan menyaksikan bagaimana kehidupan manusia berubah secara drastis. Tidak hanya dalam dunia ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga dalam dunia sosial.
Kita melihat bagaimana transaksi ekonomi tidak lagi dilakukan face to fece melainkan dilakukan di depan layar monitor dengan memasukkan beberapa digit angka nomor kartu kredit, atau bagaimana karya Monalisa milik Leonardo Da Vinci tidak lagi hanya bisa dinikmati di Museum Louvre Paris tetapi di depan layar komputer di rumah kita. Bahkan teknologi cyberspace telah menawarkan sesuatu yang lebih fantastis, virtual reality; seperti ketika Anda bisa berjalan-jalan ke seluruh penjuru dunia untuk melihat-lihat pemukiman di Princenton atau iseng-iseng menengok Yacht milik Saddam Hussein (misalnya) dari kamar tidur kita dengan hanya menekan tombol mouse dan keyboard komputer melalui fasilitas Google Earth.
Kita mungkin berdecak kagum menyaksikan bagaimana cyberspace dan teknologi komputer memperlihatkan teknologi yang begitu canggih dan mutakhir. Hanya dengan kumpulan informasi dalam bit, kabel-kabel, telepon, satelit, jaringan, modem, server, dan alat-alat teknologi lain kita bisa memasuki sebuah ruang tanpa batas dan melakukan apa saja yang beberapa puluh tahun lalu dibayangkan oleh orang-orang sebelum kita sebagai mimpi yang mustahil.

Tetapi yang menarik untuk dibahas saat ini bukan sekedar kecanggihan teknologi informasi (cyberspace) saja. Bukan pula kabel-kabel, chip, atau jaringan yang berseliweran di sekeliling kita dan memiliki jalin kelindan yang kompleks dan rumit. Hal yang menarik untuk dikaji lebih jauh adalah bagaimana transformasi kebudayaan pascaruang yang dibawa cyberspace itu telah menjadi penanda bagi kematian sosial.
Cyberspace dan cyberculture diam-diam telah menyanyikan kidung kematian bagi sosial. Kini kita tidak lagi menemukan manusia-manusia sosial yang memiliki kepedulian dan sensitivitas, kita juga tidak menemukan adanya hubungan yang baik antarmasyarakat dalam pertukaran kepentingan mereka dalam sebuah kebudayaan lokal, nasional, maupun global. Kita hanya melihat orang-orang saling berkirim surat (e-mail) namun tak pernah saling bertemu, orang-orang saling bertukar barang tetapi tak saling mengenal, dan lainnya.
Bayang-bayang kematian sosial telah diperlihatkan cyberculture ketika orang-orang lebih merasa hidup dan memiliki identitas di ruang sosial artifisial—dalam mailng list, chat forum, atau Friendster©—tidak dalam ruang sosial (social sphare) yang sesungguhnya.
“Dalam kematian sosial setiap orang akan sepenuhnya hidup di dalam ruang sosial artifisial, dan menjalankan segala aktivitas di dalamnya dalam wujudnya yang artifisial: bermain dalam kelompok permainan virtual, belanja lewat teleshoping, bertemu dalam teleconference, memuaskan nafsu di dalam cybersex, melakukan kejahatan digital (hacker), atau menghabiskan waktu dalam kuis-kuis televisi.

Dalam dunia sosial, budaya beroperasi melalui serangkaian nilai yang disepakati bersama. Dalam masyarakat dimana kebudayaan telah bertransformasi menuju kebudayaan pascaruang cyberspace, nilai-nilai yang disepakati bersama itu sudah tidak lagi ada. Ia digantikan oleh perang kepentingan tanpabatas yang setiap hari berseliweran dan saling mengungguli satu sama lain atau saling merusak satu sama lain. Maka muncullah istilah-istilah cyberspace yang—sebenarnya terjadi di dunia maya namun—mengganggu dunia nyata: hacking, hoax, spam, fraud, dan lainnya.
Ketika kita dituntut untuk meng-update antivirus setiap tiga minggu sekali agar data-data virtual kita terselamatkan, cyberspace telah benar-benar mengajak kita—dan seluruh umat manusia—untuk bertransformasi menuju kebudayaan pasca ruang dan bersama-sama menyanyikan kidung kematian sosial.
Ketika peserta forum diskusi menyurut karena berhijrah ke dalam chat forum di Internet, ketika pasar-pasar semakin sepi karena masyarakat mulai menggandrungi teleshoping, ketika semua mulai berpindah ke dunia cyber, kita akan bergerak menuju “kesadran pascaruang” sambil mendengar kidung kematian sosial yang tak henti-hentinya dinyanyikan.
Dalam situasi kematian sosial smacam ini, tidak menutup kemungkinan segala bentuk instrumen kehidupan yang berada di bawah kehidupan sosial—politik, seni, hubungan internasional, dan lainnya—akan turut terpengaruh. Dalam makalah ini, penulis lebih memfokuskan pada pengaruh kematian sosial ini terhadap dunia hubungan internasional. Baik itu hubungan internasional sebagai sebuah studi, tindakan, seni, atau aktor-aktor yang menjalaninya.


3.   KOMUNITAS “HACKTIVISM” LULZSEC SEBAGAI SEBUAH GERAKAN BUDAYA

LulzSec sendiri adalah kata yang tidak berarti, namun maksud dari kata ini adalah penggalan dari kata Lulz dan Sec. Lulz diartikan sebagai LOL (Laugh Of Loud) yang berarti tertawa keras dan Sec sendiri maksudnya adalah Security. Mungkin maksudnya adalah seseorang yang bersenang-senang diatas keamanan sistem.

Untuk periode tahun 2011, LulzSec - sebuah cabang dari Anonymous, internet kolektif "hacktivist" yang menjadi terkenal sekitar waktu dari urusan Wikileaks - mendatangkan jejak kekacauan di seluruh web. Tindakan mereka berkisar dari transgresif - mereka telah diturunkan situs CIA dan hack ke dalam database Sony dan merilis nama pengguna lebih dari satu juta dan password - yang absurd: setelah jaringan Amerika PBS menayangkan sebuah dokumenter yang kritis tentang Julian Assange, LulzSec menyusup ke situs web mereka dan diganti homepage dengan artikel tentang Tupac Shakur, rapper (sangat banyak mati), yang menanggung judul "Tupac Masih Hidup di Selandia Baru". Selama musim semi Arab, anggota kelompok hack dan dirusak situs pemerintah Tunisia dan Mesir. Salah satu hacker, Tflow (kemudian ditemukan menjadi 16-tahun sekolah London), diduga menulis webscript yang memungkinkan aktivis untuk menghindari mengintip pemerintah.

LulzSec juga telah menyusup ke situs Soca, Badan Kejahatan Serius Terorganisir Inggris, dan menggantikan halaman depan online Sun dengan "laporan" bahwa Rupert Murdoch telah ditemukan tewas (dengan sedikit membantu FBI dalam paragraf penutup : ia sudah ditemukan, katanya, "di taman yang terkenal topiary nya").

Untuk sementara waktu, LulzSec menuntut dan menangkap perhatian dunia. Tweets mereka menjadi berita utama. Lelucon mereka retweeted oleh ribuan. Dan di sana, menunggu saya di stasiun Spalding, adalah LulzSec PR guru. "Carilah anak pucat yang perlu potong rambut," dia mengirim sms saya. Dan dia tidak salah. Dia sangat pucat dan bisa lakukan dengan potong rambut. Dan dia mustahil muda: hanya 19th. Seorang remaja kurus dengan aksen Skotlandia yang lembut - untuk jangka waktu tahun lalu, selama "50 hari Lulz" - berlari memutar di sekitar lembaga penegak hukum di beberapa benua.

Tentu saja, saya sudah tahu apa yang Jake Davis tampak seperti, karena pada bulan Juli tahun lalu, Davis, kemudian 18th, ditangkap di rumahnya di Kepulauan Shetland. Dan setelah dituduh lima kejahatan yang berhubungan dengan hacking dan dibebaskan dengan jaminan, ia muncul ke matahari di luar pengadilan Westminster hakim bagi dunia untuk melihat. Anonymous tiba-tiba wajah: wajah dan adalah seorang pemuda, sembunyi-sembunyi berambut berminyak, mengenakan sepasang kacamata hitam dan membawa sebuah buku berjudul Radikal Bebas: The Anarchy Rahasia Sains. Jika Anda harus membayangkan apa seorang hacker komputer remaja akan terlihat seperti, ini adalah itu.


Episode itu berita halaman depan di website di seluruh dunia, sebagai serangkaian penangkapan yang dibuat: 19 tahun Ryan Cleary dari Essex, 16 tahun Tflow dari London, 27 tahun Jeremy Hammond dari Chicago; seorang tentara 25 tahun mantan, Ryan Ackroyd, dari Doncaster, 19 tahun Darren Martyn (atau PwnSauce), dari Galway, dan Donncha O'Cearrbhail (atau Palladium), juga 19 dan dari Offaly, Irlandia. Penangkapan terbaru, 12 hari lalu, adalah lain, Amerika 20 tahun Raynaldo Rivera of Arizona.

REFERENSI


Nama / No.absen : Prihadi Kuntoro / 36
NPM : 16113918
Kelas : 1KA09

BAB 3 KONSEP ILMU BUDAYA DASAR DALAM KESUSASTRAAN

A.      PENDEKATAN KESUSASTRAAN 

IBD, yang semula dinamakan Basic Humanities, berasal dari bahasa Inggris The Humanities. Istilah ini berasal dari bahasa latin Humanus, yang berarti manusiawi, berbudaya, dan halus. Dengan mempelajari the humanities orang akan menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Jadi the humanities berkaitan dengan masalah nilai, yaitu nilai kita sebagai  homo humanus.
IBD adalah salah satu mata kuliah yang diberikan dalam satu semester, sebagai bagian dari MKDU. IBD tidak dimaksudkan untuk mendidik ahli-ahli dalam salah satu bidang keahlian yang termasuk didalam pengetahuan budaya (The Humanities), Akan tetapi IBD semata-mata sebagai salah satu usaha mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan cara memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan kritikalnya terhadap nilai nilai budaya.
Orientasi the Humanities adalah ilmu : dengan mempelajari satu atau sebagian dari disiplin ilmu yang tercakup dalam the Humanities, mahasiswa diharapkan dapat menjadi homo humanus yang lebih baik.

B.      ILMU BUDAYA DASAR YANG DIHUBUNGKAN DENGAN PROSA

Istilah prosa banyak padanannya. Kadang-kadang disebut narrative fiction, prose fiction atau hanya fiction saja. Dalam bahasa indonesia istilah tadi sering diterjemahkan menjadi cerita rekaan dan didefinisikan sebagai bentuk cerita atau prosa kisahan yang mempunyai pemeran, lakuan, peristiwa dan alur yang dihasilkan oleh daya khayal atau imajinasi, Istilah cerita rekaan umumnya dipakai utuk roman, atau cerita pendek.
Dalam kesusastraan Indonesia kita mengenal jenis prosa lama dan prosa baru.

a.       Prosa lama meliputi
1.       Dongeng-dongeng
2.       Hikayat
3.       Sejarah
4.       Epos
5.       Cerita pelipur lara

b.      Prosa baru meliputi
1.       Cerita pendek
2.       Roman / novel
3.       Biografi
4.       Kisah
5.       Otobiografi

C.      NILAI-NILAI DALAM PROSA FIKSI

Sebagai seni yang bertulang punggung cerita, mau tidak mau karya sastra (Prosa Fiksi) langsung atau tidak langsung membawakan moral, pesan atau cerita. Dengan perkataan lain prosa mempunyai nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra. Adapun nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra antara lain :

1.       Prosa fiksi  memberikan kesenangan
Keistimewaan kesenangan  yang diperoleh dari membaca fisi adalah pemaca mendapatkan pengalaman sebagaimana mengalaminya sendiri peristiwa itu peristiwa atau kejadian yang dikisahkan

2.       Prosa fiksi memberikan informasi
Fiksi memberikan sejenis informasi yang tidak terdapat didalam ensiklopedi dalam novel sering kita dapat belajar sesuatu yang lebih pada sejarah ataupun laporan jurnalistik tentang kehidupan masa kini,kehidupan masa lalu

3.       Prosa fiksi memberikan warisan kultural
Prosa fiksi dapat menstimulasi imaginasi dan merupakan sarana bagi pemindahan yang tak henti hentinya dari warisan budaya bangsa

4.       Prosa meberikan keseimbangan wawasan
Lewat prosa fiksi seseorang dapat menilai kehidupa berdasarkan pengalaman pengalaman denan banyak individu.fiksi juga memungkinkan lebih banyak kesempatan untuk memilah respon espon emosional atau rangsangan aksi yang mungkin sangat berbeda dari pada apa yan disajikan dalam kehidupan sendiri

D.      ILMU BUDAYA DASAR YANG DIHUBUNGKAN DENGAN PUISI

Pembahasan puisi dalam rangka pengajaran ilmu budaya dasar tidak akan diarahkan pada tradisi pendidikan dan pengajaran sastra dan apresiasinya yang murni puisi dipakai sebagai mediasi sekaligus sebagai media sekaligus sebagai sumber belajar sesuai dengan tema tema atau pokok bahasan yang terdapat didalam ilmu budaya dasar.
Puisi termasuk seni sastra, sedangkan sastra bagian dari kesinian, dan kesinian cabang atau unsur dari kebudayaan. Kalau diberi batasan, maka puisi adalah ekspresi pengalaman jiwa penyair mengenai kehidupan manusia, alam, dan tuhan melalui media bahasa yang artistik atau estetik, yang secara padu dan utuh dipadatkan kata katanya.
Kepuitisan, keartistikan atau keetetikaan bahasa puisi disebabkan oleh keaktivitas penyair dalam membangun puisinya dengan menggunakan :
  1. Figura bahasa (figuratife language ) seperti gaya personifikasi, metafora , perbandingan , alegori, dsb sehingga puisi menjadi segar, hidup menarik dn memberikan kejelasan gambar gambaran angan.
  2. Kata – kata yang ambiquitas yaitu kata kata yang bermakna ganda, banyak tafsir
  3. Kata – kata berjiwa yaitu kata kata yang diberi suasana tertentu
  4. Kata – kata yang konotatif kata kata yang sudah diberi tambahan nilai nilai rasa
  5. Pengulangan, yang berfungsi untuk mengintensifikan hal – hal yang dilukiskan, sehingga lebih mengunggah hati


 Nama : Prihadi Kuntoro
NPM : 16113918
Kelas : 1KA09

Friday, 21 March 2014

BAB 2 MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

MANUSIA

Unsur-unsur yang membangun manusia
1. Manusia terdiri dari 4 unsur yang saling terkait
  • jasad
  • hayat
  • ruh
  • nafs

2. Manusia sebagai satu kepribadian mengandung 3 unsur
  • Id, Bagian kepribadian yang paling mendasar
  • Ego, Perkembangannya terjadi antara usia 1 dan 2 tahun
  • Disebut sebagai kepribadian “eksekutif” karena peranannya dalam menghubungkan Id kedalam saluran social
  • Super Ego, Struktur kepribadian yang paling akhir muncul ± pada usia 5 tahun terbentuk dari lingkungan eksternal

3. Hakekat Manusia Ada 4 yaitu :
  • Mahluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh
  • Mahluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna karena dilengkapi dengan: akal, kehendak, perasaan
  • Mahluk biokultural Yaitu mahluk hayati yang budayawi
  • Mahluk ekologi ( terikat dengan lingkungan) Yaitu manusia mempunyai sifat alamiah , tunduk pada hukum alamiah pula

KEBUDAYAAN:

A. PENGERTIAN KEBUDAYAAN

Definisi kebudayaan dari para tokoh
  1. Melville j. Herkovits dan Bronislow Malinowski mengemukakan “cultural determinism” yang artinya segala sesuatu yang terdapat didalam masyarakat ditentukan adanya oleh kebudayaan yang dimiliki masyarakat itu, contoh: masyarakat di pedesaan adalah masyarakat agraris karena kebanyakan pekerjaannya bertani
  2. Herkovits, Memandang kebudayaan sebagai “ super organic”. Artinya kebudayaan yang turun temurun dari generasi ke generasi hidup terus , meskipun manusai penghasil kebudayaan sudah silih berganti karena kehidupan dan kematian tapi kebudayaan tetap hidup terus
  3. Selo Soemardjan dan Soelaeman sumardi, Mengemukakan kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat, hasil karya masyarakat sepeti teknologi dan kebudayaan kebendaan. hasil rasa ( yaitu yang meliputi jiwa manusia) seperti mewujudkan segala akidah-akidah dan nilai-nilai social yang pelu untuk mengatur masalah-masalah kemasyarakatan , misalnya: agama, ideology, kebatinan, kesinian, dan semua unsure yang merupakan hasil ekspresi jiwa manusia. hasil cipta seperti filsafat dan ilmu pengetahuan
  4. EB Tylor, Mendefinisikan kebudayaan sebagai berikut: Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian,moral, hokum, adat istiadat dan kemampuan-kemampuan lain serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh menusia sebagai anggota masyarakat.
  5. Sutan takdir alisyahbana, Menyatakan bahwa kebudayaan adalah manifestasi dari cara berfikit, hal ini amat luas apa yang disebut kebudayaan sebab semua laku dan perbuatan tercakup didalamnya
  6. Koencoroningrat, Menyatakan bahwa kebudayaan antara lain berarti keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakan dengan belajar beserta keseluruhan dari hasil budi pekertinya seperti apabila seseorang memiliki kelebihan pada dirinya ia merasa tinggi, angkuh, dan sombong. Sebaliknya apabila ada kekurangan pada dirinya ia merasa rendah diri ( minder)
  7. A.L Krober dan C. Kluckhon, Mengatakan bahwa kebudayaan adalah manifestasi atau penjelmaan kerja jiwa manusia dalam arti seluas-luasnya
  8. C.A Van Peurson, Mengatakan bahwa dewasa ini kebudayaan diartikan sebagai manifestasi kehidupan setiap orang, dan kehidupan setiap kelompok orang-orang, berlainan dengan hewan, maka manusia tidak hidup begitu saja ditengah alam, melainkan selalu mengubah alam
 Kebudayaan jika dikaji dari asal katanya
- dari bahasa sanskerta budhayah: yang berarti budi/akal
- latin colere : yang berarti mengolah tanah/bertani

Kebudayaan pengertian secara praktis
Yaitu kebudayaan merupakan system nilai dan gagasan utama :
- yang mengarahkan tingkah laku
- memberi seperangkat model untuk bertingkah laku kepada masyarakat

Sistem nilai dan gagasan utama terwujud dalam 3 sistem
  1. Sistem Ideologi meliputi etika, norma, adat istiadat dan peraturan hukum
  2. Sistem Sosial meliputi hubungan dan kegiatan soaial di dalam masyarakat
  3. Sistem Tehnologi seperti kebudayaan yang berupa kebendaan


B. UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN

Unsur kebudayaan besar(cultural universal): dikemukakan oleh C. Kluckhon ada 7
  • Sistem religius (homo religius)

Merupakan produk manusia sebagai homo religius.
Manusia yang memiliki kecerdasan pikiran dan perasaan luhur tanggap bahwa diatas kekuatan dirinya terdapat kekuatan lain yang maha besar. Karena itu manusia takut sehingga menyembahnya dan lahirlah kepercayaan yang sekarang menjadi agama.

  • Sistem organisasi kemasyarakatan (homo socius)

Merupakan prodak manusia sebagai homo socius.
Manusia sadar bahwa tubuhnya lemah namun memiliki akal maka disusunlah organisasi kemasyarakatan dimana manusia bekerja sama untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya.

  • Sistem pengetahuan (homo safiens)

Merupakan prodak manusia sebagai homo safiens.
Pengetahuan dapat diperoleh dari pemikiran sendiri maupun dari orang lain.

  • Sistem mata pencaharian hidup dan system ekonomi (homo ekonomicus)

Merupakan produk manusia sebagai homo economicus, yaitu menjadikan tingkat kehidupan manusia secara umum terus meningkat.

  • Sistem peralatan hidup dan tehnologi (homo faber) 

Merupakan produk manusia sebagai homo faber.
Bersumber dari pemikirannya yang cerdas dan dibantu dengan tangannya manusia dapat membuat dan mempergunakan alat, dengan alat-alat ciptaannya itulah manusia dapat lebih mampu mencukupi kebutuhannya .

  • Sistem bahasa (homo longuens)

Merupakan produk manusia sebagai homo longuens.

  • Sistem kesenian (homo aesteticus)

Merupakan hasil dari manusia sebagai homo aesteticus.
Setelah manusia dapat mencukipi kebutuhan fisiknya maka dibutuhkan kebutuhan psikisnya seperti perlunya pandangan mata yang indah, suara yang merdu, yang semuanya dapat dipenuhi melalui kesenian.
Unsur kebudayaan besar(cultural universal)diatas tsb dapat dijabarkan lagi ke dalam unsur-unsur yang lebih kecil :
1. kegiatan kebudayaan (cultural activity)
2. trait complex: unsure kebudayaan yang lebih kecil disbanding dengan cultural activity
3. traits : unsure yang lebih kecil dibanding dengan trait complex
4. Item : unsure kebudayaan yang paling kecil yang sudah tidak bias dibagi-bagi lagi


C. WUJUD KEBUDAYAAN

  1. Kompleks gagasan , konsep dan pikiran manusia. sifatnya abstrak , tak dapat dilihat dan berpusat di kepala manusia, contoh : tata tertib ujian di Gunadarma, cita-cita Gunadarma dan sebagainya disebut system social
  2. Kompleks aktifitas sifatnya kongkrit, berupa aktifitas manusia yang saling berinteraksi, contoh : karyawan yang sedang mengetik di ruangan kantor Gunadarma disebut system social
  3. Benda sifatnya kongkrit , berwujud kebendaan, contoh: sederetan buku-buku yang ada di perpustakaan


D. FUNGSI KEBUDAYAAN ADA 3

  1. Melindungi diri kepada alam. Misalnya : tehnologi
  2. Mengatur hubungan antar manusia. Misalnya : “norma” yaitu kebiasaan yang dijadikan dasar bagi hubungan antara orang-orang sehingga tingkah laku / tindakan masing-masing dapat diatur
  3. Sebagai wadah dari segenap perasaan manusia. Misalnya : kesenian

 NAMA : PRIHADI KUNTORO
NPM : 16113918
KELAS : 1KA09



BAB 1 TINJAUAN TENTANG ILMU BUDAYA DASAR

A.      PENDAHULUAN

Mata Kuliah Ilmu Budaya Dasar adalah salah satu mata kuliah yang membicarakan tentang nilai-nilai, tentang kebudayaan, tentang berbagai macam masalah yang dihadapi manusia dalam hidupnya sehari-sehari. Dengan mendapatkan mata kuliah Ilmu Budaya Dasar mahasiswa diharapkan nantinya memiliki latar belakang pengetahuan yang cukup luas tentang kebudayaan Indonesia pada umumnya dan menimbulkan minat mendalami lebih lanjut, agar dengan demikian mahasiswa diharapkan turut mendukung dan mengembangkan kebudayaannya sendiri dengan kreatif. Salah satu sifat penting mata kuliah ini adalah bahwa mata kuliah ini bukan pelajaran sastra, bukan musik, bukan filsafat bukan sesuatu disiplin yang berdiri sendiri. Sesuai dengan namanya yaitu Ilmu Budaya Dasar, kuliah ini hanya memberikan dasar-dasar yang cukup kuat kepada mahasiswa untuk mencari hubungan antar segala segi kebudayaan dalam usaha yang terus menerus mencari kebenaran, keindahan, kebebasan dalam berbagai bentuk serta hubungannya dengan alam semesta, Tuhannya, masyarakatnya dan juga penemuan dirinya sendiri, pendeknya dalam mencari hidup yang dirasanya lebih bermakna. Ini tentu menyangkut sikap moral yang diharapkan melengkapi mahasiswa dengan pengalaman luas yang padu yang akan membimbingnya ke arah pembentukan ukuran-ukuran, rasa dan nilai-nilai dengan tidak bergantung kepada orang lain. Jadi secara singkat dapatlah dikatakan bahwa setelah mendapat mata kuliah ini mahasiswa diharapkan memperlihatkan:
  1. Minat dan kebiasaan menyelidikan apa-apa yang terjadi di sekitarnya dan di luar lingkungannya, menelaah apa yang dikerjakannya sendiri.
  2. Kesadaran akan pola-pola nilai yang dianutnya serta bagaimana hubungan nilai-nilai ini dengan cara hidupnya sehari-hari.
  3. Kerelaan memikirkan kembali dengan hati terbuka nilai-nilai yang dianutnya untuk mengetahui apakah dia secara berdiri sendiri dapat membenarkan nilai-nilai tersebut untuk dirinya sendiri.
  4. Keberanian moral untuk mempertahankan nilai-nilai yang dirasanya sudah dapat diterimanya dengan penuh tanggung jawab dan sebaliknya menolak nilai-nilai tersebut tidak dapat dibenarkan.

Latar belakang diberikannya IBD dalam konteks budaya, negara dan masyarakat Indonesia juga sesuai dengan program pendidikan Perguruan Tinggi, dalam rangka menyempurnakan pembentukan sarjana:
  1. Kenyataan bahwa bangsa Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa dengan segala keanekaragaman budaya yang tercermin dalam berbagai aspek kebudayaan, yang biasanya tidak lepas dari ikatan primordial, kesukuan dan kedaerahan.
  2. Proses pembangunan yang sedang berlangsung dan terus menerus menimbulkan dampak positif dan negatif berupa terjadinya perubahan dan pergeseran sistem nilai budaya sehingga dengan sendirinya mental manusiapun terkena pengaruhnya. Akibat lebih jauh dari pembenturan nilai budaya ini ialah timbulnya konflik dalam kehidupan.
  3. Kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi menimbulkan perubahan kondisi kehidupan manusia, menimbulkan konfik dengan tata nilai budayanya, sehingga manusia bingung sendiri terhadap kemajuan yang telah diciptakannya. Hal ini merupakan akibat sifat ambivalen teknologi, yang disamping memiliki segi-segi positifnya, juga memiliki segi-segi negatif. Akibat dampak negatif teknologi, manusia kini menjadi resah dan gelisah.

B.      ILMU BUDAYA DASAR SEBAGAI BAGIAN DARI MATA KULIAH DASAR UMUM

Ilmu Budaya Dasar merupakan salah satu komponen dari sejumlah mata kuliah dasar umum (MKDU) yang merupakan mata kuliah wajib disemua perguruan tinggi, baik yang sifatnya eksakta maupun noneksakta. Secara khusus MKDU bertujuan untuk menghasilkan warga negara sarjana yang berkwalitas sebagai berikut:
  1. Berjiwa Pancasila sehingga segala keputusan serta tindakannya mencerminkan pengalaman nilai-nilai Pancasila dan memiliki integritas kepribadian yang tinggi, yang mendahulukan kepentingan nasional dan kemanusiaan sebagai sarjana Indonesia.
  2. Takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, bersikap dan bertindak sesuai dengan ajaran agamanya, dan memiliki tenggang rasa terhadap pemeluk agama lain.
  3. Memiliki wawasan komprehensif dan pendekatan integral didalam menyikapi permasalahan kehidupan baik sosial, ekonomi, politik, kebudayaan maupun pertahanan keamanan
  4. Memiliki wawasan budaya yang luas tentang kehidupan bermasyarakat dan secara bersama-sama mampu berperan serta meningkatkan kualitasnya, maupun lingkungan alamiah dan secara bersama-sama berperan serta didalam pelestariannya.

C.      PENGERTIAN ILMU BUDAYA DASAR

Secara sederhana Ilmu Budaya Dasar pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan.
Istilah Ilmu Budaya dikembangkan di Indonesia sebagai pengganti istilah Basic Humanitiesm yang berasal dari istilah bahasa Inggris “The Humanities”. Adapun istilah Humanities itu sendiri berasal dari bahasa latin Humanus yang bisa diartikan manusia, berbudaya dan halus. Dengan mempelajari the humanities diandaikan seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan halus. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa the humanitiesberkaitan dengan nilai-nilai yaitu nilai-nilai manusia sebagai homo humanus atau manusia berbudaya. Agar supaya manusia bisa menjadi humanus, mereka harus mempelajari ilmu yaitu the humanities disamping tidak meninggalkan tanggung jawabnya yang lain sebagai manusia itu sendiri.
Untuk mengetahui Ilmu Budaya Dasar termasuk kelompok pengetahuan budaya lebih dahulu diketahui pengelompokan ilmu pengetahuan. Prof. Dr. Harsya Bachtiar mengemukakan bahwa ilmu dan pengetahuan dikelompokan dalam tiga kelompok besar yaitu:

Ilmu-ilmu Alamiah (natural science)
Ilmu-ilmu alamiah bertuan mengetahui keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam alam semesta. Untuk mengkaji hal itu, lalu dibuat analisis untuk menentukan hukum yang berlaku mengenai keteraturan-keteraturan itu, lalu dibuat analisis untuk menentukkan suatu kualitas hasil analisis itu kemudioan digeneralisasikan. Atas dasar ini lalu dibuat prediksi. Hasil penelitiannya 100% benar dan 100%salah. Yang termasuk kelompok ilmu-ilmu alamiah antara lain ialah astronomi, fisika, kimia, biologi, kedokteran, mekanika.

Ilmu-ilmu Sosial (social science)
Ilmu-ilmu sosial bertujuan untuk mengkaji keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam hubungan antar manusia. Untuk mengkaji hal itu digunakan metode ilmiah sebagai pinjaman dari ilmu-ilmu alamiah. Tetapi hasil penelitiannya tidak mungkin 100% benar, hanya mendekati kebenaran, Sebabnya ialah keteraturan dalam hubungan antar manusia itu tidak dapat berubah dari saat ke saat. Yang termasuk kelompok ilmu-ilmu sosial antara lain ilmu ekonomi, sosiologi, politik, demografi, psikologi, antropologi sosial, sosiologi hukum,dsb.

Pengetahuan budaya (the humanities)
Pengetahuan budaya bertujuan untuk memahami dan mencari arti kenyataan-kenyataan yang bersifat manusiawi. Untuk mengaji hal itu digunakan metode pengungkapan peristiwa-peristiwa dan pernyataan-pernyataan yang bersifat unik.kemudian diberi arti. Peritiwa-peristiwa dan pernyataan-pernyataan yang bersifat unik, kemudian diberi arti. Peristiwa-peristiwa dan kenyataan- kenyataan itu pada umumnya terdapat dalam tulisa-tulisan. Metode ini tidak ada sangkut pautnya dengan metode ilmiah, hanya mungkin ada pengaruh dari metode ilmiah.

D.      TUJUAN ILMU BUDAYA DASAR

Penyajian mata kuliah Ilmu Budaya Dasar tidak lain merupakan usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Dengan demikian jelaslah bahwa mata kuliah Ilmu Budaya Dasar tidak dimaksudkan untuk mendidik ahli-ahli dalam salah satu bidang keahlian yang termasuk didalam pengetahuan budaya (the humanities) akan tetapi ilmu budaya dasar semata-mata sebagai salah satu usaha mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan cara memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan kritikalnya terhadap nilai-nilai budaya, baik yang menyangkut orang lain dan alam sekitarnya, maupun yang menyangkut diri sendiri. Untuk bisa menjangkau tujuan tersebut Ilmu Budaya Dasar diharapkan dapat:
  1. Mengusahakan penajaman kepekan mahasiswa terhadap lingkungan, sehingga mereka lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkunagan yang baru, terutama untuk kepentingan profesi mereka.
  2. Memberi kesempatan pada mahasiswa untuk memperluas pandangan mereka tentang masalah kemanusian dan budaya serta mengembangkan daya kritis mereka terhadap persoalan-persoalan yang menyangkut kedua hal tersebut.
  3. Mengusahakan agar mahasiswa sebagai calon pemimpin bangsa dan negara serta ahli dalam bidang disiplin masing-masing,tidak jatuh kedalam sifat-sifat kedaerahann dan pengkotaan disiplin yang ketat. Usaha ini terjadi karena ruang lingkup pendidikan kita amat sempit dan condong membuat manusia spesialis yang berpandangan kurang luas kedaerahan dan pengkotaan disiplin ilmu yang ketat.
  4. Mengusahakan wahana komunikasi para akademisi agar mereka lebih mampu berdialog satu sama lain. Dengan memiliki satu bekal yang sama, parav akademisi diharapkan akan lebih lancar dalam berkomunikasi.

E.       RUANG LINGKUP ILMU BUDAYA DASAR

Bertitik tolak dari kerangka tujuan yang telah ditentukan diatas, dua masalah pokok bisa dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan ruang lingkup kajian mata kuliah Ilmu Budaya Dasar, kedua masalah itu ialah:
  1. Berbagai aspek kehidupan yang seluruhnya merupakan ungkapan masalah kemanusiaan dan budaya yang dapat didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya (the humanities) baik dari segi masing-masing keahlian (disiplin) didalam pengetahuan budaya maupun secara gabungan (antar bidang) berbagai disiplin dalam pengetahuan budaya.
  2. Hakekat manusia yang satu atau universal, akan tetapi yang beraneka ragam perwujudan dalam kebudayaan masing-masing jaman dan tempat. Dalam melihat dan menghadapi lingkungan alam, sosial, dan budaya, manusia tidak hanya mewujudkan kesamaan-kesamaan, akan tetapi juga tidak keseragama yang diungkapkan secara tidak seragam, sebagaimana yang terlihat ekspresinya dalam berbagai bentuk dan corak ungkapan, pikiran ,dan perasaan, tingkah laku dan hasil kelakuan mereka.

Menilik kedua masalah pokok yang bisa dikaji dalam mata kuliah Ilmu Budaya Dasar tersebut diatas nampak dengan jelas bahwa manusia menempati posisi sentral dalam pengkajian. Manusia tidak sebagai subyek akan tetapi sebagai obyek pengkajian. Bagaimana hubungan manusia dan bagaimana pula hubungan manusia dengan Tuhan menjadi tema sentral dalam Ilmu Budaya Dasar.
Pokok bahasan yang akan dikembangkan adalah:
- Manusia dan cinta kasih
- Manusia dan keindahan
- Manusia dan penderitaan
- Manusia dan keadilan
- Manusia dan pandangan hidup
- Manusia dan tanggung jawab serta pengabdian
- Manusia dan kegelisahan
- Manusia dan harapan 

NAMA : PRIHADI KUNTORO
NPM : 16113918
KELAS : 1KA09

IT PROFESI FORENSIC

1.       Definisi IT Forensic/DIGITAL FORENSIC ·         IT Forensik adalah cabang dari ilmu komputer tetapi menjurus ke bagian forensi...